Stres selama kehamilan merupakan hal yang wajar dialami oleh sebagian besar ibu hamil. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres selama kehamilan dapat berhubungan dengan peningkatan risiko epilepsi pada anak.
Epilepsi adalah gangguan neurologis kronis yang ditandai dengan serangan kejang yang tidak terkendali. Penyebab pasti epilepsi masih belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor risiko telah diidentifikasi, termasuk faktor genetik, trauma kepala, dan kelainan perkembangan otak.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology menemukan bahwa anak-anak yang terlahir dari ibu yang mengalami stres selama kehamilan memiliki risiko dua kali lipat mengalami epilepsi dibandingkan dengan anak-anak yang terlahir dari ibu yang tidak mengalami stres selama kehamilan.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 700.000 anak yang lahir di Swedia antara tahun 1983 dan 2001. Para peneliti menganalisis data dari register medis nasional untuk melihat hubungan antara stres selama kehamilan dan risiko epilepsi pada anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres selama kehamilan, terutama dalam bentuk depresi dan kecemasan, dapat memengaruhi perkembangan otak janin dan meningkatkan risiko gangguan neurologis seperti epilepsi pada anak.
Meskipun belum ada penjelasan yang pasti mengenai mekanisme hubungan antara stres selama kehamilan dan risiko epilepsi pada anak, namun para peneliti menduga bahwa stres dapat memengaruhi perkembangan otak janin melalui pengaruh hormonal dan imunologis.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan mental mereka selama kehamilan. Mendapatkan dukungan sosial, mengelola stres dengan baik, dan berbicara dengan profesional kesehatan mental jika mengalami depresi atau kecemasan dapat membantu mengurangi risiko gangguan neurologis pada anak.
Dalam dunia medis, penting bagi para dokter dan tenaga kesehatan untuk memberikan perhatian khusus pada ibu hamil yang mengalami stres, dan memberikan dukungan serta intervensi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Dengan memahami hubungan antara stres selama kehamilan dan risiko epilepsi pada anak, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental ibu hamil dan mendorong upaya pencegahan gangguan neurologis pada anak sejak dini.